Sepakan – Rektor Universitas Teknologi Muhamammadiyah Jakarta (UTMJ), Prof Dr Suradika, mengatakan sudah datang waktunya bagi Anies Baswedan membuat wadah untuk menampung aspirasi pendukungnya yang masif dan meluas. Untuk itu diharapkan pendeklarasiam wadah politik baru itu segera diumumkan saja.
‘’Kalau saya untuk langkah awal Anies membuat wadah ormas baru saja, Nanti ketika semua sudah solid dan siap maka tinggal diganti menjadi partai politik. Ini saya kira jalan yang terbaik ke depan,’’ kata Suradika, Jumat malam, 20 Juni 2024.
Menurut Suradika, kalau bisa memilih deklarasi ormas atau partai itu dilakukan sebelum lengsernya Jokowi dari kekuasaan, yakni pada 20 Oktober 2024. Hal ini tepat dilakukan sebab bisa ditujukan untuk memberi pesan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo memang punya banyak malah.
‘’Bahkan, di ujung pemerintahan kini sudah muncul berbagai hal yang buruk dari pemerintahan Jokowi. Yang paling terasa dan sangat disayangkan adalah terjadinya kooptasi kekuasaan kepada penegakan hukum. Inilah yang harus diberi catatan tebal sehingga tepat bila deklarasi itu dilakukan sebelum Jokowi meninggalkan kekuasaan,’’ ujarnya.
Menurut Suradika, dengan membuat ormas terlebih dahulu sebelum mendirikan partai politik, maka Anies nantinya akan lebih matang dalam mengelola partainya. Yang paling penting adalah akan terjadi proses seleksi alam sehingga akan terpisah mana yang akan bisa maju bersama dengan sepenuhnya, atau pihak itu sebenarnya main-main dengan melakukan sikap oportunisme dalam politik.
‘’Jadi setelah menjadi ormas, maka partai baru yang digagas Anies itu dimatangkan tentang tujuan, ideologi, dan berbagai hal lainnya. Untuk ideologi misalnya harus bersifat terbuka dengan mengusung semangat gerakan perubahan. Nanti di sana akan terlihat mana pihak atau pendukung yang serius dan yang setengah hati. Jadi semua harus berproses,’’ tegas Suradika.
Sebagai langkah pertama, lanjut Suradika, setelah mendeklarasikan ormas atau partai Anies harus memilih para punggawanya dari pihak orang yang paling dekat dan dipercaya. Ini pilihan yang terbaik sebab Anies harus tahu siapa sosok tersebut dan bagaimana peran orang itu di organiasi yang akan dia dirikan.
‘’Saya kira Anies tak pelru khawatir kesulitan membuat pengurus dan cabang di seluruh wilayah. Pasti banyak pihak yang akan mendukungnya dan saya lihat jaringan para pendukung Anes sudah begitu solid di seluruh wilayah. Kini memang tinggal diputuskan wadah apa yang akan digunakan untuk menampung luapan aspirasi tersebut,’’ kata Suradika.
Apakah dalam waktu lima tahun cukup bagi Anies untuk membuat parftai politik? Menjawab ini Suradika mengatakan meski terlebih dahulu berproses dari ormas, maka kurun waktu lima tahun cukup baginya untuk membuat partai baru itu. Bahkan sangat diyakini pada Pemilu 2029 partai itu akan eksis dalam pemilu dan mendapatkan banyak dukungan.
‘’Lihat dan belajarlah para Pak Amien Rais yang dalam waktu tak terlalu dapat membentuk partai PAN dahulau pada 1998. Waktu itu magnet Pak Amien begitu kuat sehingga tak terlalu sudah untuk membentuk partai. Begitu juga di masa kini ketika dia membuat Partai Ummat yang dibuat dalam waktu relatif singkat. Nah, apa yang terjadi pada Pak Amien di 1998 kini juga terjadi pada sosok Anies Baswedan. Maka dengan magnet besar Anies saya yakin dapat segera membuat partai baru yang solid,’’ ungkap Suradika.
Yang paling penting lagi, bila ormas atau partai Anies didirikan maka organisasi ini harus memilih atau berada sebagai pihak penyeimbang kepada pemerintah. Ini sangat penting selain karena demokrasi harus ada pihak yang menjadi oposisi, pilihan berada di luar pemerintaj adalah sikap terbaik karena terjadinya prgamtsime dalam politik terserapnya semua kekuatan negara di dalam kekuasaan.
”Praktis kan sekarang hanya ada satu partai yang berpotensi menjadi oposisi, yakni PDI Perjuangan. Nah, kalau nanti PDIP juga terserap dalam kekuasaan, maka tinggal partai baru besutan Anies Baswedan yang menjadi pihak yang melakukan ‘checks and balances’ kepada pemerintah. Bila ini sampai terjadi publik akan ramai-ramai mendukungnya. Sebab, kekuasaan bila absolut maka dia juga akan melakukan penyelewengan yang absolut pula,” tandas Prof Suradika.